KABARNUSANTARA.NET, BERAU – Gaung menjaga lingkungan telah lama terdengar. Banyak bukti nyata diperlihatkan berbagai perusahaan di Indonesia untuk ambil bagian dalam melawan perubahan iklim.
Tak sekedar membuat bumi tetap asri, langkah menjaga lingkungan juga ikut memberikan nilai secara ekonomi.
Setelah sukses menanam 10.000 bibit mangrove di Kecamatan Muara Gembong Kabupaten Bekasi, BRI kembali hadir melalui Program BRI Peduli Grow & Green melakukan penanaman 2.500 bibit durian di Berau, Kalimantan Timur.
Dalam program ini, BRI berkolaborasi dengan Yayasan Bakau Manfaat Universal menyalurkan bantuan 2.500 bibit pohon durian bagi para petani di Kampung Tanjung Barat, Kecamatan Biduk-biduk, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur.
Program ini mencakup penanaman bibit pohon durian, replantasi bila terdapat bibit yang gagal tumbuh, monitoring tanaman hingga perhitungan penyerapan karbon.
“Ini merupakan program pertama dari BRI buat kami. Kami sangat sangat senang sekali,” ungkap Sekretaris Kelompok Tani Berkah Usaha Sejahtera Samsul Bahri.
Samsul menceritakan, Kelompok Tani Berkah Usaha Sejahtera berdiri pada tahun 2022 dengan anggota 30 orang. Para petani tidak hanya menanam bibit pada lahan pribadi tetapi juga pada tanaman-tanaman pertanian dari program pemerintah.
Program BRI Peduli Grow & Green merupakan program jangka panjang tanaman selama jangka waktu 4 tahun. Kelompok tani bertugas mempersiapkan lahan, penanaman, monitoring hingga pendataan perkembangan pohon.
Hingga akhirnya saat pohon berbuah dapat dimanfaatkan hasilnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam Program BRI Peduli Grow & Green bantuan yang diberikan berupa bibit dan perawatan tanaman selama jangka waktu 4 (empat) tahun. Sedangkan anggota kelompok tani hanya mempersiapkan lahan yang akan menjadi tempat penanaman.
“Kami tentunya senang, setelah melewati beragam proses, seperti administrasi dan beberapa kali pertemuan virtual, akhirnya terpilih kelompok kami untuk menerima dan melaksanakan program BRI Grow & Green”, kata Samsul.
Samsul mengaku banyak manfaat atau keuntungan yang diperoleh dengan adanya program ini, dimana petani bisa mendapatkan penghasilan/upah kerja dan tentunya ada keuntungan dari penjualan yang mereka tanam.
Dari sekian jenis tanaman, pohon durian menjadi pilihan pada program ini. Alasannya karena buah durian memiliki nilai jual tinggi dan pasar yang cukup luas.
“Tanaman durian ini akan di tanam di lahan seluas 25 hektare, jadi nanti kami akan bagi lahannya dan juga keuntungannya nanti. Saat program sudah selesai, kami pastikan akan terus melanjutkan perawatan kebun”, jelasnya.
Samsul mengakui, dalam program BRI Peduli Grow & Green, selain ikut program ini, anggota Kelompok Tani Berkah Usaha Sejahtera juga mempersiapkan tanaman sela seperti tanaman jagung atau lombok, agar lahan tetap berproduksi dan menjadi potensi penghasilan secara bulanan. Bibit tersebut ditanam di sela persiapan tanaman tahunan.
“Kita melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait tentang kawasan atau lahan. Tentu kita koordinasinya dengan pihak pemerintah serta dinas kehutanan sehingga kita bisa dapat ijin,” tambahnya.
Dia berharap semoga program ini pun dapat terealisasikan di kelompok tani lain khususnya di Berau, Kalimantan Timur. Karena beberapa kampung memiliki kelompok-kelompok tani yang lain.
Kelompok-kelompok tani juga yang akan siap untuk bekerja sama atau melaksanakan program.
“Terima kasih atas bantuan dari BRI dan kami sangat senang ada program seperti ini sehingga kelompok tani merasa betul-betul mendapatkan pemberdayaan” imbuhnya.
Wakil Direktur Utama BRI, Catur Budi Harto mengungkapkan bahwa melalui aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR), BRI secara konsisten terus mendukung dan merealisasikan prinsip Environmental, Social, dan Governance (ESG).
“Program ini juga merupakan komitmen kami dalam memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan sekaligus meningkatkan pemberdayaan terhadap masyarakat dengan tanaman produktif”, beber Catur.
Dalam pelaksanaanya, BRI menggandeng pihak organisasi non-profit dan masyarakat sebagai bentuk kolaborasi dengan jangka waktu sampai dengan 4 tahun.
Tujuannya adalah untuk melestarikan lingkungan, menyerap karbon, memberdayakan masyarakat dan meningkatan perekonomian. (ril/kn)