KABARNUSANTARA.NET, JAKARTA – BRI melalui aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) mengambil peran mendorong kelestarian lingkungan Kampung Bali Jakarta dengan berbagai program dan aktivitas yang bertujuan mendorong kesadaran warga dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Berbagai kegiatan dan penyaluran bantuan telah dilakukan di Kelurahan Kampung Bali antara lain penataan kawasan sungai/kali (Jaga Sungai Jaga Kehidupan), pelaksanaan program Bertani di Kota (BRINita), edukasi pengolahan sampah bagi warga (Yok Kita Gas), pelatihan dan pendampingan bagi pelaku Usaha, Kecil dan Menengah (UMKM) serta penyaluran bantuan infrastruktur lainnya dalam rangka penataan lingkungan sebagai kawasan percontohan unggulan.
Ety Kusmiyatu selaku Lurah Kampung Bali mengungkapkan, lokasi RW 03 Kampung Bali yang terletak di bantaran kali membuat warga setempat selalu membuang sampah ke sungai sehingga terjadi penumpukan sampah dan kondisi lingkungan yang tidak sehat.
Penataan Kampung Bali berawal dari program pemerintah provinsi DKI Jakarta yang mewajibkan adanya kawasan unggulan di setiap kelurahan. Penetapan Kawasan Unggulan dilakukan dengan menerapkan sejumlah strategi dalam menata kota agar dapat berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat.
“Akhirnya perangkat lurah dan berembuk bersama warga memutuskan RW 03 Kampung Bali sebagai lokasi penataan untuk menjadi kawasan unggulan. Secara bertahap dengan dana seadanya kami menata wilayah ini, hingga akhirnya mendapat dukungan dari BRI Peduli.” Ungkap Ety.
Berbagai aktivitas dan program dilaksanakan di Kampung Bali, antara lain melalui program
“Jaga Sungai/Kali Jaga Kehidupan” BRI mengajak warga untuk melakukan pembersihan,
pengerukan sungai dan membangun sejumlah sarana dan prasarana seperti taman, ruang terbuka hijau, dan area ramah anak, serta juga mengedukasi masyarakat mengenai
pemeliharaan aliran sungai yang sehat yang bermanfaat bagi kehidupan.
Untuk menjaga kali tetap bersih, BRI melalui program “Yok Kita Gas” mengedukasi warga untuk
dapat memilah sampah, baik organik dan unorganik. Sampah yang terkumpul dari pembenahan sungai tersebut dipilih dan dipisahkan antara sampah organik dan anorganik/plastik.
Sampah organik yang sudah dipilah bisa dimanfaatkan untuk keperluan masyarakat seperti bahan pupuk kompos, tambahan pakan ternak, urban farming, bahkan bisa diolah menjadi biogas.
Sedangkan sampah anorganik akan dicacah menggunakan alat pencacah sampah yang BRI sediakan bagi masyarakat. Setelah sampah dicacah lalu dijual kepada pengumpul sampah dan masyarakat pun memperoleh uang.
Terkait dengan hal tersebut, Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengatakan bahwa persoalan sampah terus meningkat seiring dengan peningkatan aktivitas masyarakat kota hingga akhirnya masyarakat memilih membuang sampah ke sungai.
“Program ini tidak hanya menata dan membenahi sungai agar menjadi asri dan lestari namun juga memberikan edukasi lingkungan sehat serta memberi solusi dalam mengatasi persoalan sampah dan menggerakkan ekonomi masyarakat,” ungkapnya. (ril)