Beberapa komoditas memerlukan perhatian pemerintah untuk distabilkan agar tidak terjadi inflasi tinggi yakni telur dan daging ayam ras. (Foto: Istimewa)
KABARNUSANTARA.NET, BANJARBARU – Angka inflasi di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) saat ini terbilang aman atau relatif stabil. Meskipun ada sebagian harga komoditas bahan pokok di masyarakat masih tinggi.
“Alhamdulillah kalau untuk Kalsel sama ya dengan bulanan 4,74 persen dan untuk nasional tetap di angka 4 persen, meski ada beberapa komoditas yang harganya tinggi, itu memang sedang naik di nasional, bukan hanya di Kalsel, ” ujar Plt. Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Setdaprov Kalsel, drh Suparmi usai mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi secara daring, Senin (12/6) di Command Center Kantor Gubernur Kalsel di Banjarbaru.
Bahkan lanjutnya, Kalsel secara month to month memang sudah deflasi, sudah di angka minus 0,05 persen.
“Ini suatu hasil kerja keras TPID yang gencar melaksanakan operasi pasar dan pasar murah di tempat-tempat yang disurvey oleh BPS, seperti Tabalong, Kotabaru, Banjarmasin dan juga peran-peran di luar daerah survey yang melakukan aktifitas pasar murah, operasi pasar dan lain-lain,” ujarnya.
Rakor yang dipimpin langsung oleh Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian ini diisi dengan paparan dari sejumlah sektor terkait, yakni Deputi 2 Kepala Badan Pangan Nasional, Dirjen Perdagangan dalam Negeri dari Kementerian Perdagangan, Direktur Statistik dari Badan Pusat Statistik (BPS), perwakilan Kementerian Pertanian, Sesjamdatung dari Kejaksaan Agung, serta Staf Ahli Panglima TNI.
Dari sejumlah paparan yang telah disampaikan, Tito menyampaikan bahwa harga barang dan komoditas relatif terjaga, namun ada beberapa komoditas yang memerlukan perhatian.
“Beberapa komoditas memerlukan perhatian, seperti telur ayam ras dan daging ayam ras,” sebutnya.
Kenaikan harga ini juga telah disampaikan oleh Direktur Statistik, Windhiarso Putra yang memaparkan bahwa sejumlah komoditas memang mengakibatkan Indeks Perkembangan Harga (IPH) naik sebesar 11 persen.
“Kenaikan IPH di minggu pertama Juni paling tinggi adalah komoditas daging ayam ras diikuti telur ayam ras, cabai merah, cabai rawit dan seterusnya,” sampainya.
Menurut Tito, pesan Presiden adalah, harga boleh naik untuk menyenangkan petani jagung dan peternak, namun jangan sampai memberatkan masyarakat atau konsumen.
Oleh karena itu dirinya menghimbau agar masing-masing daerah dapat memonitor kenaikan harga tersebut.
“Tolong monitor daerah masing-masing, terutama yang harganya terlalu tinggi, tolong distabilkan. Naik boleh, tapi jangan sampai memberatkan konsumen atau masyarakat,” pesannya.
Sejumlah daerah yang angka inflasinya dibawah nasional adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2,41 persen, Kota Tanjung Pinang 2,3 persen dan Kabupaten Indrahilir 2,51 persen. (kn/ril/man)